Selasa, 07 Oktober 2008

sakit sebagai penebus dosa kita

Terkadang seseorang berbuat sesuatu hanya berdasarkan emosi semata tanpa mengindahkan akibat yang mungkin di timbulkan dari perbuatan tersebut, hanya sekedar memuaskan diri atas ego masing-masing.Saat masih bekerja di PT Danliris Solo, saya mengalami hal serupa. Saya mempunyai teman sebut saja Nurul.., hobinya ngomongin dalemannya orang-orang sekelilingnya. Ada beberapa hal tentang keadaan saya dan keluarga saya yang di umbar dia kepada teman2 sekantor. Saya tersinggung sekali. Kalau laki-laki pasti saya ajak duel dia.., tapi karena perempuan ndak mungkinlah saya tantang duel, menang ndak kesohor kalah malu-maluin!!!Saya coba peringatkan dia, tapi yach terus aja mulutnya ngacaprak seperti air turun dari talang aja. Suatu saat secara kebetulan saya membaca suatu buku mistik, disitu ada suatu bab yang menarik perhatian saya. Membikin orang yang zalim menjadi kurus dan banyak pikiran. Merasa bahwa dia berbuat zalim kepada saya. saya melakukan ritual tersebut tak peduli bahwa hal tersebut akan berdampak kepada diri sendiri. Saya tulis bebrapa huruf (arab) dalam sebuh kertas dilengkapi dengan namanya, kemudian saya tindih dengan batu serta saya taruh di suatu tempat yang sekirannya orang tidak bisa menemukannya. Plus ditutup dengan gelas.Efeknya memang lura biassa... tidak beberapa lama Nurul kelihatan kurus dan banyak pikiran.. saya biarkan sampai beberapa lama biara tahu rasa (pikir saya). Namun imbasnya betul betul mengenai diri saya. Beberapa saat kemudian saya menderita sakit samapai 2 bulan (sudah saya tulis dengan judul tragedi)... Sehingga saya menyadari hal tersebut dan menyuruh orang dekat saya untuk mengambil tulisan yang saya sembunyikan. Mungkin hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendukung proses penyembuhan saya. Bukankan sakit bisa merupakan suatu sarana penghapusan dosa2 kita?.

Tidak ada komentar: