Minggu, 28 September 2008

TRAGEDI

Sejak Maret 1993 istriku di angkat sebagai Guru SMP negeri di Wonosari Gunung KIdul, sementara saya sendiri bekerja di perusahaan Danliris (Batik Keris Group) Solo sejak lulus tahun 1001. Keadaan ini memaksa kami harus berpisah. Istri tinggal di Wonosari, sementara saya kembali ke rumah orang tua di Wonogiri. Relatif saya berkumpul dengan istri saya rata-rata seminggu sekali --dari situ saya mengenal istilah S3 (seminggu sekali setor)--.Jarak yang relatif jauh +/- 90 km membuat saya bila hari Senin harus berangkat pagi-pagi (karena kantor buka jam 08.00) begitu selesai sholat subuh, hingga saya tidak sempat untuk sarapan. Sesampai di kantor rasa lapar sudah hilang sampai tiba waktu makan siang. Akibat terlalu sering saya telat makan hingga suatu saat saya jatuh sakit. Setelah beberapa hari belum sembuh juga saya di bawa ke rumah sakit. Diagnosa dokter mengatakan kalau saya menderita penyakit tipus. Keadaan saya semakin parah, bahkan saya sampai --maaf-- buat air besar bercampur darah. Makan tidak enak (karena harus yang lembut) serta karena memang saya tidak berseleran makan. Hal tersebut memperparah kesehatan saya, hingga suatu pagi menjelang bulan ke 3 saya di rumah sakit, om saya yang juga kepala rumah sakit daerah Wonogiri saat itu mengunjungi saya. Beliau menanyakan kepada saya bagaimana keadaan saya? apakah saya sudah mendingan? apakah saya siap mendengar berita yang kurang menyenangkan? semuanya saya jawab dengan baik. Akhirnya dengan suara yang di buat selembut mungkin beliau berkata : "Kuatkan hatimu Har, anakmu meninggal dunia"DUARRRR.. bagaikan di sambar petir saya mendengar berita tersebut. innalillahi wa inna ilaihi roji'un (sesungguhnya semua berasal dari Allah dan kembali kepada-NYA) ujar saya di tengah sesenggukan.Mempertimbangkan keadaan saya yang mulai membaik, om saya memperbolehkan saya pulang ke rumah (orang tua) saya. Sesampai di rumah saya disambut bapak (semoga Allah selalu memberkahi), melihat saya bapak langsung menangis --sesuatu yang belum pernah saya lihat-- sambil memeluk tubuh saya. Di ruang tengah saya lihat jasad anak saya --Sunit Vito Abdurrachman-- sudah selesai di kafani, siap untuk di berangkatkan ke makam. Saya sempat mencium keningnya sebelum jasadnya diberangkatkan ke makam. Dengan pertimbangan kesehatan saya tidak ikut mengantar ke makam. Dari cerita istri saya kejadiannya adalah pada hari kematian anak saya, pagi itu badannya panas sekali dan muntah2. Istri saya membawa ke dokter spesialis anak di Wonosari _ Gunungkidul, setelah dokter memeriksa dia memberikan obat seraya berkata jika sampai sore belum reda disarankan agar kembali ke dokter tersebut. Namun karena sampai siang belum juga menunjukkan gejala kesembuhan maka oleh istri saya di bawa ke rumah sakit daerah di Wonosari. Sampai sore RSUD tidak dapat menunjukan perkembangan yang baik, akhirnya dirujuk ke rumah sakit Bethesda Yogyakarta.Walau sudah mendapat perawatan insetif akhirnya pada +/- pukul 01.00 dini hari anak saya meninggal dunia. Kematian anak saya justru membakitkan semangat saya untuk segera sembuh. Kejadian tersebut juga membuat saya intropeks diri, dosa apa yang telah saya perbuat. Akhirnya saya menyadari mungkin kejadian yang menimpa saya ini adalah wujud dari kasih sayang Allah swt untuk membersihkan dosa-dosa saya di dunia. Insya Allah

Selasa, 23 September 2008

sumpah

Saat memimpin sebuah kantor Cabang, saya mempunyai seorang anak
buah yang selalu saja menjadi sasaran kecurigaan teman-teman
lainnya apabila apa barang atau uang yang hilang. Namun saya
insya Allah merasa yakin bukan dia yang melakukannya. Suatu saat seorang Mitra kerja kehilangan Hand phone-nya, dari
kejadian-kejadian sebelum kehilangan keadaan mengarah pada pak
Acim (rekan yang sering di jadikan sasaran kesalahan). Saya pun
sempat menaruh kecuriagaan kepadanya. Saya panggil dan ajak
bicara dia, hingga saya berkesimpulan bukan dia pelakunya. Saya
mempunyai kecurigaan terhadap rekan lain, seperti kecurigaan2
saya sebelumnya kepada rekan saya tersebut atas kejadian2 lain.
Hanya saja saya tidak atau kekurangan bukti untuk
mengungkapkannya. Namun santernya issue terhadap pak Acim membuat saya harus
mengambil langkah untuk menghentikannya. Sekali lagi saya pak
Acim, dan dengan Al-Qur'an pak Acim saya minta bersumpah bahwa
dia tidak melakukan seperti yang di issuekan rekan2.Setelah kami melakukan, saya menginfokan kepada rekan2 bahwa
kita tidak boleh lagi mencurigai pak Acim sebagai orang yang
mengambil HP tersebut,karena pak Acim telah bersumpah atas nama
Allah bahwa dia tidak melakukannya. Saya minta rekan2
menhyerahkan semua keputusannya kepada Allah, tidak
membicarakannya lagi. Benar tidaknya biarlah pak Acim sendiri
yang menanggungnya, bila kita masih membicarakan kita yang nanti
kena getahnya.Entah kebetulan atau tidak, saat kantor cabang kami tutup dan di
jadikan Franchise, yang masih dipertahankan oleh pemilik baru
adalh pak Acim, sementara saya sudah bekerja di perusahaan lain?
Sampai saat ini saya mendengar rekan2 saya lain belum mendapat
pekerjaan yang pasti.

keputusan yang salah

Salah satu keputusan terburuk yang saya ambil adalah ketika saya merekrut Beauty Sales Training, untuk
membantu saya mengembangkan sales di cabang Bogor. saat itu BST yang lama tidak dapat bekerja sama dengan
saya, dan lagi pertimbangan bahwa dia --dia selalu menceritakan punya rumah di Jakarta-- punya tempat tinggal
di Jakarta, maka saya memindahkan nya ke Jakarta. Harapan saya dengan BST baru (meski secara kualitas skill kurang, tapi pandai bicara) --yang juga temen saya
ketika kami masih sama-sama di Avon Cabang Bogor-- juga karena di batasi anggaran dari perusahaan-- adalah
konsolidasi dengan para Mitra Kerja (unit manager), karena BST lama membuat trik sehingga hubungan Cabang
dengan Mitra Kerja kurang harmonis.Awalnya kami berhasil konsolidasi dengan Mitra kerja, namun penyakit BST yang lama rupanya menulari Indah sang
BST baru. Setelah saya panggil dia menunjukan perubahan. Namun saya melakukan kesalah mendasar, pada awal tahun 2007 saya terbawa olehnya untuk ikut MLM, Namun saya
segera menyadarinya dan kembali ke jalan yang benar.Rupanya BST saya ini masih main mata dengan perusahaan lain. indikasinya adalah dengan sering nya tidak masuk
dengan alasan yang sangat di buat-buat, seperti rapat sekolah anaknya (masak rapat sekolah anak seminggu bisa
2 kali), ikut sosialisai peraturan perusahaan yang baru dari suaminya, ikut panitia? kawin masal perusahaan
suaminya. Terlebih lagi ketika saya menerima telpon dari sebuah SMK menanyakan dia yang mo praktek dengan
produk lain.Pendek kata hubungan kerja kami jadi kurang harmonis, Dia bahkan sering melemparkan issue untuk keluar dari
perusahaan. Saya mensiasatinya dengan mendorong para Mitra untuk demo sendiri tanpa ketergantungan terhadap
BST.Hal tersebut di tingkahi dengan hubungan saya dengan kantor pusat yang kurang harmonis, setelah masuknya orang
baru yang sama sekali tidak tahu --tapi sangat sok tahu-- tentang direct selling. Beberapa rekan sudah menawari saya kerjaan baru, namun saya masih bertahan karena saya prihatin dengan
teman-teman di cabang. Karena menurut perkiraan saya kalau saya keluar insya Allah cabang kami di tutup.BST saya bahkan membuat trik ke HO untuk menyudutkan saya --dengan membawa mitra kerja yang kinerjanya jelek
tapi banyak tuntutan pergi ke Head Office--tapi di depan saya dia menceritakan dia membela saya--dia tidak
menyadari bahwa tidak semua mitra yang dia bawa ke HO mendukungnya, , saya sebenarnya kasihan, dia mengincar
kedudukan saya sebagai branch manager. Tapi dia ndak nyadar saya bertahan karena kasihan dengan rekan2 seperti
pak Ate, pak Asep, Pak Acim yang menggantungkan hidupnya di perusahaan. Saya bertahan untuk mereka.Mitra kerja yang kinerjanya buruk selalu berlindung bahwa mereka adalah perintis dari perusahaan tersebut.
Secara pribadi saya tidak bermasalah dengan Mitra kerja yang berkinerja kurang seperti, Burhan, Yani, Lisna,
tapi sebagai penanggung jawab cabang, saya harus bisa memisahkan mana yang harus dipertahankan, mana yang
harus "maaf" di buang. Perusahaan perlu Mitra kerja yang fresh dan baru, agar perusahaan bisa berjalan lancar.
Tetapi selama "perintis" perusahaan masih ada, rekrutan baru hampir pasti tidak berkembang.Okey kita
menghormati mereka sebagai perintis, namun apa artinya perintis kalau hanya sekedar nama atau julukan belaka?Saat National Sales Manager nya mundur (beliau yang merekrut saya), dengan alasan yang hampir sama dengan
saya, keinginan saya untuk mundur semakin memuncak, belum lagi anak2 yang selalu menginginkan Bapak nya ada
setiap saat mereka butuhkan.Setelah memastikan satu tempat diperusahaan baru (pesaing) bersama NSM saya yang dulu, maka saya mengajukan
pengunduran diri per akhir tahun 2007. tiga bulan setelah saya mundur, informasi yang saya dapat cabang Bogor, dijual dan di jadikan outlet
(franchise). Indah, Aisah, Pak Ate, Pak Asep dipersilahkan mundur. Hanya pak Acim yang bertahan

Minggu, 21 September 2008

Sprituil

Perjalanan kehidupan spirituil saya setelah menikah yang paling berkesan adalah saat saya bertugas di Bogor. Saya bertugas di Bogor dalam 2 periode. Periode pertama adalah mulai April 2001 sampai dengan Juli 2003 bersama PT Avon Indonesia Cab. Bogor. Periode kedua Maret 2006 sampai Desember 2007 bersama PT Belleza. Saya tinggal kost dirumah bapak Kusnadi (semoga Allah memberkatinya), beliau sosok yang baik. Dengan sewa kamar yang murah, saya mendapatkan kamar yang cukup bagus lengkap dengan kasur dan meja dan almari, serta tidak perlu membayar listrik lagi --makanya saya heran dengan temen2 satu kost yang masih menganggap masih mahal--. Tempat kost kami berdekatan pondok pesantren Persis (Persatuan Islam) Kedung halang. Sewajarnya saya sering melakukan sholat berjamaah di mesjid pesantren tersebut, terutama pada saat sholat Isya dan Subuh. Saat selesai subuh biasa nya kami mengadakan tadarus (baca Al-Qur'an) secara bergiliran dengan masing2 1 'ain. Dari situ kami semua belajaar untuk memperbaiki bacaan kami, baik lafal pengucapannya maupun panjang-pendek nya huruf yang di baca. Bila selama ini kami membca Al-Qur'an secara sendiri-sendiri sering kali kita tidak tahu bahwa bacaan kia kurang pas. Dengan membaca yang di dengarkan oleh rekan lain, bila ada yang kurang pas maka kita akan segera mengetahui dan memperbaikinya. Kami melakukannya dengan bersahaja, jadi kadang ita mengingatkan rekan yang kurang pas bacaanya dengan gaya bahasa guyon, sehingga lebih mudah di terima oleh yang bersangkutan. dilanjutkan dengan membahas hal-hal yang kita baca sebelumnya, Biasanya kegiayan kami berakhir pada pukul 06.00 WIB
Kegiatan ini dipelopori oleh sdr Dani Kamal, Ustad Budi Koswara dan Ustad Nurpi (semoga Allah SWT memberkahi mereka semua).sayangnya kegiatan ini justru tidak atau kurang di restui oleh kalangan sepuh dan sebagian anggota dengan alasan yang kurang jelas.Bahkan selentingan kami di isyukan membawa aliran sesat, hanya karena kami patungan untuk menyediakan dispenser dan air teh, gula dan kopi untuk kegiatan kami tersebut.Hal ini berlanjut sampai saat bulan Ramadhan tahun 1428 H (tahun 2007), saat kami sedang mengupas bacaan kita selepas Sholat Tarawih, tiba2 lampu padam. Namun yang rumah disekitar masjid, lampunya tidak ikut padam. meski herankami berkesimpulan bahwa beban yang di pakai terlalu banyak sehingga listrik turun. Belakangan kami ketahui bahwa listrik tersebut sengaja di buat padam oleh orang yanag tidak suka dengan kegiatan kami. Hal ini terungkap dari cerita seseorang yang mengaku mendapat cerita dari pelaku pemadaman listri tersebut.Sedikit banyak kegiatan tersebut menambah kejernihan saya berpikir dalam memutuskan berbagai masalah dan hal yang saya alami selama di Bogor--saya akan cerita banyak mengenai ini--.
Sehubungan dengan pengunduran diri saya dari Perusahaan saya bekerja, sehingga saya harus pulang ke Bandung, maka dengan berat saya meninggalkan kegiatan yang sangat bermanfaat ini. Sesuatu hal yang belum saya temui di sekitar tempat tinggal saya.

Kamis, 18 September 2008

Kunci Jawaban

Semasa SMA saya mempunyai --yang istilahnya sekarang-- genk, namun kami bukanlah geng yang meresahan. Nakal sih biasa, maklum kasih muda. Kami beranggotakan 5 orang saya sendiri --sering kali disebut songkro--, Topo alias Hohox, Anto, Dwi alias Begog, dan Bambang alias Bedu. Sebetulnya lebih tepat kami di sebut sebagai kelompok belajar.., yach .. karena kami sering berkumpul dengan alasan belajar. Suatu saat ketika ada semesteran, kepikiran oleh kita untuk mencuri soal dan kunci jawaban bahasa Jerman. Kebetulan Bapak saya juga mengajar bahasa Jerman. Setelah berhasil mengcopy soal dan kunci jawabannya dari rumah saya langsung meluncur ke rumah Hohox untuk membahas strategy bersama dengan teman2. Kami berlima sepakat untuk tidak mendapat nilai 10, melainkan cukup 8. Namun rupanya Bapak saya mengetahui hal tersebut, beliau merubah kunci jawaban tiap nomernya (nomernya di acak).Tibalah saat ujian, bagaikan Ali Topan kami mengerjakan dengan cepat dan keluar ruangan lebih awal. Yach.., kami mencatat nomer dan jawabannya saja, jadi tinggal silang2 jawaban saja . Beberapa hari kemudian kami di panggil wali kelas. Beliau berkata bahwa kami haru HERR (ujian ulang) bahasa Jerman...kesian dech kami

Rabu, 17 September 2008

kisah SMA

Semasa SMA saya punya teman dekat (untuk menghormatinya sebut saja dia --seseorang itu-- ), awalnya sih kita sering ketemu baik di kelas (karena dia teman sekelas saya), atau sekedar keluar bersama (dengan teman2 lain) seperti nonton bioskop bareng atau yang lainnya. Seringkali aku menggoda dan mengerjainnya lama2 benih cinta muncul di antara aku dengan --seseorang itu-- yang ada dalam hatiku tersebut. Ternyata aku tidak bertepuk tangan, --seseorang itu-- juga menyambut rasa ku. Meskipun belum resmi, mulailah tiap malam Minggu saya maen kerumahnya, terlebih lagi saat itu liburan kenaikan kelas, hampir tiap malam saya mengunjungi nya.Namun kehadiran saya di rumahnya membuat adik tiri --seseorang itu-- yang ada dalam hatiku tersebut menaruh hati kepadaku (satu ibu beda bapak). Hal ini saya ketahui dari --seseorang itu-- suatu ketika membuka catatan harian adik tirinya, dalam catatan tersebut tergambar jelas adiknya menyukai saya.Berlagak sebagai kakak yang baik --seseorang itu-- menceritakan semuanya kepada saya (lewat sabahat karib saya sampai sekarang) dan meminta saya untuk menjadikan adiknya kekasihku. Tersingung karena dia tidak ngomong langsung kepada saya serta karena dia tidak menganggap apa yang selama ini kita jalani, akhirnya pada suatu malam saya menemui adiknya di rumahnya serta menyatakan cinta saya kepada adiknya. Malam itu juga saya resmi sebagai pacar adiknya.

Sejarah percintaanku dengan adik seseorang itu (sebut saja Mawar) menurutku menjadi bagian yang kelam dalam hidupku. Mawar bukan pacar pertamaku, ada beberapa gadis sebelumnya, namun hanya sebatas sebagai pacar sekedar mencari status atau tidak malu kalau di tanyain pacar oleh temen2 ku. Namun boleh dikatakan Mawar adalah cinta pertamaku. Awal percintaan kami pasti menyenangkan --walaupun beberapa temen2 ku menganggap sebagai cinta sebrang-an (cinta yang menyebrang)-- apalagi beberapa saat setalah peresmian kami, adalah hari Idul Fitri. Kami melewatinya dengan pergi ke tempat wisata Tawangmangu +/- 3 jam perjalanan dari kota kami. Tingkah lakunya yang polos membuat saya mulai benar2 jatuh hati padanya.Rasanya kebahagiaan kami tidak berlangsung lama, trik2 yang dilakukan kakaknya --seseorang itu-- membuat hubungan kami mulai tidak nyaman. Pernah suatu ketika tanpa juntrungan yang jelas Mawar ngambek karena katanya aku dekat dengan wanita lain di sekolah. Selidik punya selidik ternyata infonya di dapat Mawar dari kakaknya --seseorang itu--, ketika saya konfirmasikan kepada --seseorang itu-- dengan entengnya dia mengatakan hanya bercanda dan nge-test- cinta kami berdua (yang bener aja emang kayak sekolah aja pake test). Banyak lagi hal2 yang mempengaruhi hubungan kami, hingga suatu saat tanpa suatu alasan yang jelas --Mawar mengatakan kepada saya, jauh hari setelah kami putus dia mengatakan tidak tahu apa yang menyebabkan kami putus-- Mawar secara sepihak memutuskan hubungan cinta kami. Awalnya saya sempat terpukul, tapi berkat nasehat orang tua dan teman bahwa saya tidak mungkin melajutkan kisah cinta sebrang-an ini, maka saya berangsur dapat menenagkan diri.Walau telah putus saya tetap menyayanginya, maka tidak heran pada saat ultahnya sekedarnya saya memberikan kado padanya. saat datang kerumahnya --seseorang itu-- mengatakan bahwa Mawar tidak di rumah, akhirnya dengan alasan kepraktisan saya titipkan kado kepada --seseorang itu--.Esok harinya --seseorang itu-- mengembalikan kado saya di depan kelas, didepan rekan-2 sekolah. Spontan saya ngamuk, saya hancurkan kado itu didepan kelas dan ucapan yang kotor keluar dari mulut saya --masya Allah-- Hari itu saya langsung bolos, pergi ke makam Ibu dan menangis...(harga diri yang hancur yang menyebabkannya, jikalau --seseorang itu-- adalah laki2, hampir pasti terjadi perkelahian, namun karena dia perempuan dan tak mungkin rasanya saya bertindak kasar terhadap perempuan, maka saya hanya bisa menangis). setelah puas menangis saya tidak pulang ke rumah, melainkan pergi ke rumah kaka tertua say di luar kota, sampai 2 hari kemudian ayah saya menjemput.Setelah kejadian itu hampir tidak pernah saya bertegur sapa dengan --seseorang itu-- atau pun Mawar. Namun saat saya mulai kuliah kami mulai surat-suratan lagi, hingga suatu ketika saat telah menemukan wanita (bagi saya dia adalah wanita yang sempurna, yang sanggup melupakan segala masa lalu yang menghantui saya, yang membuat saya bersikap lebih dewasa dan sabar) sekarang menjadi istri saya, datang surat dari Mawar, dia mengeluh bahwa sebentar lagi dia ulang tahun, dan dia merasa kesepian. Dia juga tidak tahu kenapa hubungan kami mesti berakhir.Saya buang surat itu jauh-jauh seraya berkata dalam hati. Maaf aku Mawar, aku tahu kamu tidak bersalah, tapi surat mu tidak datang pada saat dan waktu yang tepat.

PERKENALKAN....

Dear blogger.., selamat datang di blog ini. Seperti judulnya blog dalam blog ini saya akan menceritakan saya apa adanya. Saya coba untuk memualai dari saya kecil sampai saya menjadi seperti sekarang. Saya akan mencoba terus terang dan jujur menuliskan kisah saya. Palingtidak menurut presepsi saya. Kenapa? karena interaksi saya dengan orang lain mungkin beda maksud apa yang saya inginkan dengan apa yang dia inginkan, meskipun kami sedang sama2 dalam suatu keadaan. seperti kisah saya dengan seorang teman wanita saat kami masih duduk di SMP. Apa yang saya harapkan dari blog ini adalah sekedar berbagi cerita, atau sama sama kita ambil hikmah dari hal-hal yang pernah saya alami. saya akan berusaha menuliskan dengan gaya bahasa yang ringan, yang mudah dimengerti, dan tanpa terlalu banyak istilah asing (kecuali kata2 yang belum saya dapatkan padannya dalam bahasa Indonesia). Namun maaf untuk judul sengaja memakai bahasa asing, agar mudah di akses. Dalam menulis mungkin akan tidak berurutan, karena saya tulis berdasarkan ingatan saya terbatas. Bisa jadi kejadian baru-baru ini yang saya tulis, baru kemudian kejadian2 yang sebelumnya. Saran, komentar, kritik dan apapun yang blogger ingin kemukakan sangat saya harapkan.